Describe Books To Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Original Title: | Rara Mendut: Sebuah Trilogi |
ISBN: | 9792236171 (ISBN13: 9789792236170) |
Edition Language: | Indonesian URL http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=ICRO1918&kat=4 |
Series: | Trilogi Roro Mendut #1-3 |
Characters: | Lusi Lindri, Rara Mendut |
Y.B. Mangunwijaya
Hardcover | Pages: 806 pages Rating: 4.19 | 730 Users | 44 Reviews
Description Supposing Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Rara Mendut, budak rampasan yang menolak diperistri oleh Tumenggung Wiraguna demi cintanya kepada Pranacitra. Dibesarkan di kampung nelayan pantai utara Jawa, ia tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan tak pernah ragu menyuarakan isi pikirannya. Sosoknya dianggap nyebal tatanan di lingkungan istana di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh. Tetapi ia tak gentar. Baginya, lebih baik menyambut ajal di ujung keris Sang Tumenggung daripada dipaksa melayani nafsu panglima tua itu. Genduk Duku, sahabat Rara Mendut yang membantunya menerobos benteng Keraton Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku menjadi saksi perseteruan diam-diam antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram, putra mahkota yang kelak bergelar Sunan Amangkurat I dan sesungguhnya juga jatuh hati kepada Rara Mendut - perempuan rampasan yang oleh ayahnya dihadiahkan kepada panglimanya yang berjasa. Lusi Lindri, anak Genduk Duku dipilih menjadi anggota pasukan pengawal Sunan Amangkurat I oleh Ibu Suri. Lusi Lindri menjalani kehidupan penuh warna di balik dinding-dinding istana yang menyimpan ribuan rahasia dan intrik-intrik jahat. Sebagai istri perwira mata-mata Mataram, ia tahu banyak... Bahkan terlalu banyak... Semakin lama nuraninya semakin terusik melihat kezaliman junjungannya. Tiada pilihan lain! Bulat sudah tekadnya, baginya lebih baik mati sebagai pemberontak penentang kezaliman daripada hidup nyaman bergelimang kemewahan.
Point Epithetical Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Title | : | Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3) |
Author | : | Y.B. Mangunwijaya |
Book Format | : | Hardcover |
Book Edition | : | Anniversary Edition |
Pages | : | Pages: 806 pages |
Published | : | April 1st 2008 by PT Gramedia Pustaka Utama (first published 2008) |
Categories | : | Novels. Asian Literature. Indonesian Literature. Fiction |
Rating Epithetical Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Ratings: 4.19 From 730 Users | 44 ReviewsCrit Epithetical Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
rate 3.5 aja buat buku inigimana mindahin Mendut saya ke sini? secara saya salah naro review dari awal. He he he ra popo wis kadung.Sampul edisi trilogi ini keren. Gambar wanita duduk mengulum rokok lintingan dilatari dengan prajurit berkuda. Ilustrasi pasukan berkuda itu merupakan gambaran prajurit berkuda Mataram yang dikagumi oleh Kapiten Jambi ketika mengunjungi istana Amangkurat I.
It's such a thrilling, amazing book. I just can't stop reading it from the moment I open the first page. Romo Mangun adalah pencerita yang sangat pandai. Beliau mampu mendeskripsikan peristiwa hingga ke titik yang paling detail, perasaan-perasaan manusia yang terlibat dalam ceritanya, bahkan setting tempat yang melatarbelakanginya. Semua membuat kita merasa masuk dalam lorong waktu sejarah klasik Jawa dan ikut menyaksikan peristiwa- peristiwa sejarah langsung dari tempat terjadinya. It is such

Perempuan ibarat Keris.Inilah analogi yang paling tersirat dalam kisah ini. Keris bagi orang Jawa adalah simbol kehormatan dan kesaktian. Dirawat khusus, dibelai khusus, denganpenuh penghormatan, dan sekaligus diperalat. Begitu pulalah kondisi perempuan yang dianggap cantik di masa menjelang redupnya kekuasaan Mataram. Perempuan adalah simbol kehormatan. Karenanya, ketika perempuan milik seorang penguasa diganggu, maka sama saja dengan menghancurkan kehormatan si penguasa. Seperti keris, yang
Perempuan ibarat Keris.Inilah analogi yang paling tersirat dalam kisah ini. Keris bagi orang Jawa adalah simbol kehormatan dan kesaktian. Dirawat khusus, dibelai khusus, denganpenuh penghormatan, dan sekaligus diperalat. Begitu pulalah kondisi perempuan yang dianggap cantik di masa menjelang redupnya kekuasaan Mataram. Perempuan adalah simbol kehormatan. Karenanya, ketika perempuan milik seorang penguasa diganggu, maka sama saja dengan menghancurkan kehormatan si penguasa. Seperti keris, yang
Akhirnya selesai juga baca buku ini. Gara-gara ketebelan dan males dibawa2, akhirnya susah nyari waktu buat bacanya. Ini buku keren banget. Kalau aja gue udah baca buku ini waktu sekolah dulu, mungkin gue bakal lebih semangat belajar sejarah atau antropologi. Ga ada yang gue ga suka dari buku ini, menurut gue: 1. cara nulisnya unik, jawa banget (untung ada translation nya)2. Semua karakter punya pribadi kuat bukan cuma peran utamanya (misalnya si peparing, slamet, wiraguna, putri arumardi,
0 Comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.